Materi 1
MESIN MOBIL ESEMKA
Mobil Esemka Harga Spesifikasi dan Jenis Mobil Esemka Lengkap mobil buatan anak anak SMK di Solo ini sedang menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan masyarakat, bahkan sekarang ini para pejabat rela melakukan iden untuk dapat memakai mobil esemka tersebut, adalah jokowi yang pertama kali menggunakan mobil esemka sebagai mobil dinasnya dan kemudian hal tersebut mendapatkan respon positif dari berbagai kalangan masyarakat lainya, meskipun tidak sementereng all new avanza akan tetapi mobil esemka ini tetep bayak menuai pujian.
Harga mobil esemka jika di produksi secara masal akan berkisar 120 juta sudah termasuk pajak, mobil esemka rajawali merupakan mobil yang di pake jokowi sebagai mobil dinasnya, akan tetapi sebenarnya masih bayak sekali jenis-jenis mobil esemka lainya untuk itu mari kita lihat satu per satu spesifikasi mobil esemka lainya.
Mobil esemka yang pertama adalah jenis mobil SUV yang di beri nama Esemka Rajawali. Dimana model mobil yang di pakai jokowi ini telah mengalami perubahan desain luarnya lebih mirip Honda CR-V dengan bodi belakang Isuzu Panther akan tetapi ukuran lebih panjang.
dengan tampilan gagah ala mobil SUV, esemka Rajawali makin membuat orang kesengsem.*Harga Mobil ini jika dipasarkan massal nantinya akan di usahakan tidak melebihi harga Rp 180 juta.
Model mobil esemka yang kedua merupakan mobil pick up double kabin yang dibuat oleh SMK 1 Singosari yang di beri nama Esemka Digdaya harga mobil esemka digdaya ini rencananya akan di bandrol pada kisaran Rp 100 juta. untuk pikap double kabin memang menggiurkan dengan harga yang di tawarkan . ditambah lagi mobil esemka digdaya mempunyai bodi yang kekar.
Untuk kapasitas mesin utuk kedua jenis mobil esemka rajawali dan digdaya antara lain mesin bensin berkapasitas 1.500 cc, 1.800 cc, 2.000 cc dan 2.200 cc. kedepanya juga akan di produksi yang versi disel.
Model ketiga adalah mobil esemka Zhangaro. Zhangaro di produksi oleh anak –anak SMK Negeri 10 Malang. Berbekal mesin yang sama pikap ini sekilas memang dengan Suzuki Futura atau Suzuki Carry, apalagi bila menilik pada desain dashboardnya, terutama pada lingkar kemudianya.
untuk mesinya mobil esemka zhagaro menggunakan logao Esemka 1.5 i EFI, meskipun untuk sasisnya masih meniru dari Mitsubishi Colt T 120 SS, tahun 2003. Sama halnya dengan gearbox yang juga di ambil dari Mitsubishi colt T 120 SS.
Mobil Esemka Model Ke empat adalah esemka hatchback. Dengan di bekali mesin esemka 1.5i multi injection. Hatchback ini mencomot model Terios. Dimana lampu depannya menggunakan lampu yang sama dengan Terios. Dengan transmisi poros propeller, rem belakang dan handle pintu menggunakan model Suzuki Escudo Sedankan suspensi menggunakan milik Mitsubishi L300 dan Isuzu Panther. Spionnya dicomot dari Spion APV
Itulah beberapa jenis mobil esemka yang telah di produksi oleh para pelajar yang kini menjadi topic perbincangan di kalangan masyarakat dan para pejabat, akan tetapi diantara ke empat model mobil esemka tersebut model esemka rajawali yang banyak di pamerkan dan di pesan, dan berikut ini speseifikasi lengkap mobil esemka rajawali yang di pakai oleh jokowi
Spesifikasi mesin mobil Kiat Esemka:
Materi 2
PEMBONGKARAN MESIN MOBIL ESEMKA
Pembongkaran dilakukan oleh 18 siswa yang didampingi seorang guru otomotif.
Pintu yang dibongkar adalah dua pintu depan, dua pintu tengah, dan satu pintu belakang. “Serta penutup mesin ikut dicopot,” ujar guru otomotif SMK 2 Surakarta, Saptana, kepadaTempo, Rabu, 21 Maret 2012.
Untuk mencopot satu pintu, rata-rata butuh waktu 15 menit. Setelah dicopot, pintu tersebut ditimbang untuk tahu berapa bobotnya. “Sebab, salah satu yang menyebabkan Esemka gagal uji emisi karena bobotnya yang berat,” katanya.
Untuk mobil SUV dengan kapasitas mesin 1.500 cc, berat standarnya adalah 1,2 ton. Sedangkan saat ini berat Esemka mencapai 2,2 ton. Hal itu salah satunya disebabkan ketebalan bodi Esemka mencapai 1,2 milimeter dari seharusnya cukup 0,7-0,8 milimeter.
Direktur Pelayanan dan Pengembangan Solo Techno Park Gampang Sarwono mengatakan sengaja menggandeng siswa SMK untuk membongkar pintu karena termasuk pekerjaan yang ringan.
Selain mencopot seluruh pintu untuk ditimbang, hari ini, Esemka juga dibenahi dalam segi mesinnya. “Kami mengganti ECU (electronic control unit) dan menambah alat catalytic converter,” ujarnya. Harapannya dapat meningkatkan pembakaran dan mengurangi tingkat emisi gas buang.
Untuk pintu, jika dirasakan terlalu berat, maka akan diganti dengan pelat baja yang lebih tipis. Bodi yang lebih tipis membuat berat kendaraan secara total ikut terpangkas. “Bodi yang ringan membuat mesin bisa bekerja sempurna,” tuturnya.
Materi 3
Mobil rakitan anak bangsa Esemka sudah menjadi buah bibir. detikOto pun berkesempatan melihat mobil ini diproduksi di Solo Techno Park, Jalan Ki Hajar Dewantara Solo.
Read more: http://bodrexcaem.blogspot.com/2012/01/foto-foto-perakitan-mobil-esemka-di.html#ixzz1q6fKQ9Io <
Materi 4
Membuat atau Merakit?
Membuat bisa didefinisikan proses untuk menciptkan produk atau sesuatu dari bahan mentah sampai menjadi produk/sesuatu yang langsung bisa digunakan ( mungkin ada definisi lain silahkan ). Merakit bisa didefinisikan proses membuat produk/barang dari bagian/komponen yang sudah ada sehingga menjadi produk jadi.
Nah dari definisi diatas bisa diaplikasikan pada mobil Esemka yang katanya semuanya “dibuat” oleh anak-anak SMK kecuali beberapa alat elektronik yang sebagian di impor. Dan sebagai bukti bahwa itu benar-benar buatan anak SMK, cetakan mesin dan segala sesuatunya ada di Solo Tekno Park, bisa dilihat sendiri disana, katanya.
Kalau memang itu benar, saya acungkan ke-4 jempol saya. Tapi apakah itu benar? Mereka katanya punya cetakan mesin, artinya mereka harus punya juga desain mesin. Nah pertanyaanya, apa iya anak SMK bisa mendesain mesin? Kalau memang anak SMK bisa merancang desain mesin, maka semua engineer pabrikan mobil terkemuka di dunia, mereka cuma sampah toh disini anak SMK bisa melakukannya? betul toh???
Kedua, yang namanya cetakan mesin, hasil cetakannya tidak bisa langsung digunakan, masih butuh proses yang panjang dengan ketelitian pengerjaan yang benar-benar presisi. Nah apakah mereka punya mesinnya? Apakah anak-anak SMK mampu mengoperaikan mesin-mesin tersebut?
Ketiga, mereka harus menguasai ilmu metalurgi. Untuk membuat mesin, tiap-tiap komponen menggunakan jenis besi/baja/aloy dengan spesifikasi tertentu, dengan tingkat kekerasan tertentu. Nah apakah meraka juga sudah punya ilmunya? Sudah laboratorium pengujiannya?
Keempat, merakit mesin. Merakit mesin mobil tidak sama dengan merakit sepeda. Merakit sepeda mungkin kunci inggris sudah cukup, merakit mesin mobil jauh lebih kompleks. Apakah mereka punya teknologi untuk merakit mesin tersebut? Belum lagi pemilihan baut, ring dan sebagainya, apakah benar anak SMK bisa melakukannya?
Itu baru dalam tahap mesin, belum pada komponen lainnya, yang menurut pengamatan kebanyakan orang meniru komponen mobil-mobil yang saat ini banyak dijalanan. Pertanyaannya apakah mobil Esemka yang meniru mereka atau mereka malah yang meniru mobil Esemka? Tanyakan pada rumput yang bergoyang …. :D.
Nah melihat sedikit paparan saya diatas dan pernyataan-pernyataan para petinggi Mobil Esemka yang memang komponen mesin dipesan di beberapa perusahaan di indonesia, yang artinya tidak dibuat sendiri, maka bisa disimpulkan bahwa mereka itu “Merakit” bukan “Membuat”.
Kalau mereka masih ngotot karena punya bukti berupa cetakan mesin, tanyakan juga desain mesinnya ada tidak? Kalau tdak punya desain mesinnya, ya sama juga bohong. Kalau cuma cetakan, mesin yang sudah jadi itu tinggal di gibs sudah jadi cetakan.
Disini saya tidak ingin melemahkan atau meremehkan atau menjelek-jelekkan mobil Esemka, tapi mohon kejujurannya. Supaya nanti jangan sampai membuat malu bangsa sendiri. Sudah kenceng berkoar-koar membuat, tapi ditanyakan mana desain mesinnya? ternyata tidak punya.
Studi Banding
Ketika saya menjadi mahasiswa, pernah studi banding ke Texmaco, sekitar tahun 2002. Texmaco saat itu memproduksi mesin Bus, Truck, Kapal dan lain sebagainya. Waktu itu saya melihat di divisi pembuatan mesin Bus dan Truck. Dikatakan bahwa desain mesinnya membeli lisensi dari mesin Mercedes.
Semua peralatan produksi disitu semua standar yang digunakan juga oleh pabrikan Mercedes. Canggih, semuanya serba digital. Laboratorium metalurginya sangat maju untuk menguji semua kekuatan logam. Semua pekerja disitu sudah sampai tingkatan engineer.
Desain mesin beserta detilnya, itu kalau dijadikan satu, tebalnya bisa ribuan halaman. Nah yang jadi pertanyaan, desain mesinnya sama, peralatan produksinya sama, tapi setelah dirakit terrnyata hasilnya tidak sama. Mesin Mercedes suaranya halus sedangkan mesin buatan Texmaco sangat bising dan getarannya luar biasa. Meski sudah dibandingkan secara detil dan proses produknya yang diperbaiki, tetap saja hasilnya tidak sama.
Materi 5
Spesifikasi Mesin accessoris harga dan jenis Mobil Esemka
Sport Utility Vehicle (SUV) Esemka diperkuat dengan mesin 1500 cc 4 silinder bensin dengan teknologi multi point injection rakitan 2011. Mesinnya mampu menghasilkan tenaga sebesar 105 Hp pada putaran 5.500 RPM dengan torsi maksimum hingga 145 Nm di 4.100 RPM.
Esemka Rajawali 1.5i tersebut bisa mengkonsumsi bahan bakar bensin (RON 88) atau premium dengan kapasitas tangki 75 liter. Rajawali mampu menampung 7 orang karena mempunyai panjang 5.035 mm, lebar 1.690 mm,dan tinggi 1.630 mm, sehinga mobil tersebut tergolong handal untuk keluarga Indonesia dengan daya tampung 7 penumpang.
Hebatnya Rajawali sudah tersemat fitur elektronik mirip SUV premium lainnya, misalnya power steering, central lock, power windows, AC dual zone, sensor parkir, dan CD player. Sementara itu ATPM selaku penjual dan distribusi Esemka akan dipegang oleh PT Solo Manufaktur Kreasi.
Walikota Surakarta Joko Widodo menyebutkan jika diproduksi massal mobil ini harganya mencapai Rp 75 juta.
Komparasi Esemka dengan SUV Sejenis, perbandingan Esemka dengan Honda CR-V, Toyota Rush 1.500 cc S VVTI Manual
Pasar mobil Sport Utility Vehicle (SUV) di Indonesia kedatangan tamu baru yakni Esemka bermodel SUV yang dinamai Rajawali. Kalau dibandingkan dengan mobil sejenis bagaimana ya?
Meski masih 'ingusan' dan belum setenar SUV di tanah air yang notabene buatan Jepang, namun mobil satu ini cukup memukau berkat hasil tangan para anak bangsa. Tak pelak, mobil yang dihasilkan dari bengkel rumahan di Solo itu mendapat perhatian masyarakat Indonesia.
Desainnya dari depan khususnya lampu mengingatkan kita dengan mobil Honda CR-V. Sementara bodinya seperti SUV Ford Everest. Dari sekian banyak masyarakat Indonesia hanya pejabat di Surakarta yakni Walikota Surakarta Joko Widodo dan Wakil Walikota Surakarta Hadi Rudyatmo yang mau menjadikan mobil SUV Esemka Rajawali sebagai kendaraan dinas sehari-hari.
Untuk mengetahui bagaimana performa Esemka Rajawali di Indonesia, kali ini detikOto ingin membandingkan 3 SUV di tanah air termasuk Esemka. 2 diantaranya sebagai SUV terlaris di RI Toyota Rush 1.500 cc S VVTI Manual, dan dengan SUV yang memiliki kelas lebih tinggi yakni Honda CR-V 2.000 cc.
Daya tampung
Dari segi fungsi Esemka Rajawali tidak beda dari kedua SUV tersebut (Toyota Rush, Honda CR-V). Namun dari jumlah penumpang Esemka lebih banyak yakni bisa menampung 7 penumpang. Jadi Esemka sudah sangat memikirkan kebutuhan masyarakat Indonesia yang doyan pelesiran. Tak pelak dengan SUV Esemka Rajawali, bukan tidak mungkin keinginan masyarakat Indonesia terpenuhi.
Dari ukuran bodi Esemka Rajawali memiliki panjang 5.035 mm, lebar 1.690 mm,dan tinggi 1.630 mm. Honda CR-V lebih pendek dimensinya panjang 4.566 mm, lebar 1.820 mm, dan tinggi 1.680 mm.
Sementara Rush memiliki panjang 4.420 mm, lebar 1.745 mm, serta tinggi 1.740 mm.
Desain bodi
Secara kasat mata, bodi SUV Esemka memang masih terlihat kaku dan tidak seaerodinamis SUV Rush dan SUV Honda CR-V. Dan tidak dipungkiri beberapa bagian eksterior SUV Esemka masih banyak mencomot desain mobil yang beredar di tanah air. Namun jika berbicara ide, pemikiran anak SMK tersebut cukup menarik lewat SUV Esemka.
Hasilnya para anak SMK berhasil menciptakan sebuah mobil SUV yang diklaim mumpuni.
Mesin
Berbicara soal mesin, Esemka disokong dengan mesin 1.500 cc SOHC 4 silinder bensin dengan teknologi multi point injection yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 105 Hp pada putaran 5.500 RPM dengan torsi maksimum hingga 145 Nm di 4.100 RPM. Mesin tersebut menggerakkan roda belakang.
Sedangkan Honda CR-V 2.000cc diperkuat dengan mesin 1.997cc SOHC dengan asupan bensin PGM-Fi. Berbeda dengan Esemkan, CR-V berpenggerak roda depan. Mesin tersebut bisa mengasilkan tenaga 150 Hp pada 6.200 RPM dan torsi 190 Nm pada 4.200 RPM.
Dan untuk Toyota Rush diperkuat mesin 1.500cc bensin 5 speed manual penggerak roda belakang. Kolaborasi itu bisa menghasilkan tenaga 109 Hp pada 6.000 RPM serta torsi 141 Hp pada 4.400 RPM. SUV Rush sudah dilengkapi dengan Electronic Power Steering (EPS).
Jadi dari sisi tenaga sebenarnya Esemka tidak kalah jauh.
Fitur keselamatan dan hiburan
Dan tak kalah menarik Esemka Rajawali sudah tersemat fitur elektronik mirip SUV lainnya, misalnya power steering, central lock, power windows, AC dual zone, sensor parkir, dan CD player. Sayang Esemka Rajawali belum tersemat airbag, tidak seperti kedua SUV Rush dan Terios.
Harga ketiga SUV
Soalnya harga, SUV Esemka tak kalah menarik. Sebab dengan fitur segudang, SUV Esemka hanya dibanderol Rp 90 juta. Jelas jauh dengan kedua SUV Rush dan Honda CR-V. Toyota Rush 1.500 cc S dress up dibanderol Rp 208,3 juta sementara SUH Honda CR-V Rp 348 juta.
Namun untuk Esemka saat ini belum diproduksi massal dan masih menunggu izin dari Kementerian Perhubungan. Namun pecinta otomotif seperti anggota DPR Roy Suryo mengaku sudah inden mobil ini selama 4 bulan.
Jenis Mobil-mobil Esemka
Mobil nasional buatan siswa SMK yakni Esemka, tidak hanya memiliki 1 model saja seperti yang dipakai Walikota Solo Joko Widodo saat ini. Mobil itu sebenarnya memiliki berbagai model dan tipe.
Model-model berbeda dan namanya pun berbeda-beda. Tergantung sekolah mana yang merakitnya. Salah seorang Kepala Sekolah SMK di Jawa Tengah beberapa waktu lalu kepada detikOto menuturkan jika mobil ini nantinya diproduksi massal, suku cadangnya bisa tersedia di berbagai SMK tersebut.
Jadi istilahnya SMK bisa berubah menjadi seperti diler ataupun tempat pemasaran mobil-mobil itu. Mirip 3S (Sales, Service dan Spare Part)-nya pabrikan lah. Namun sepertinya SMK bakal menggandeng pihak lain untuk menjual mobil-mobil ini kalau nanti diproduksi betulan.
Saat ini PT Autocar Industri Komponen (AIK) dan beberapa perusahaan seperti PT Solo Manufaktur Kreasi membantu SMK mewujudkan mobil Esemka itu.
Mobil itu sekarang belum bisa diproduksi massal karena masih menunggu izin laik jalan dari instansi terkait. Tetapi sebelum diproduksi massal kita lihat dulu model-model Esemka yang sudah dibuat para siswa SMK.
Yang pertama adalah SUV yang juga dikenal dengan Esemka Rajawali. Modelnya kini sudah mengalami perubahan. Saat ini rupanya lebih mirip Honda CR-V dengan bodi belakang Isuzu Panther namun dengan ukuran lebih panjang.
Dengan model barunya itu, SUV Rajawali makin membuat orang kesengsem. Harganya jika dipasarkan massal nanti akan diusahakan tidak melebihi Rp 180 juta.
Sementara model kedua adalah pikap double kabin yang dibuat oleh SMK 1 Singosari Esemka Digdaya yang dinamai Digdaya. Rencananya jika dipasarkan mobil ini akan dibanderol seharga Rp 100 juta. Dengan harga tersebut untuk ukuran pikap double kabin memang menggiurkan. Apalagi ditambah dengan tongkrongan bodi yang kekar.
Dari sisi bentuk, Digdaya memiliki bentuk yang lebih orisinil karena sedikit menggunakan parts dari mobil lain.
Pilihan-pilihan mesin untuk Rajawali dan Digdaya tersebut antara lain mesin bensin berkapasitas 1.500 cc, 1.800 cc, 2.000 cc dan 2.200 cc. Versi dieselnya pun kabarnya tengah disiapkan.
Setelah mengenal 2 jenis mobil Esemka sebelumnya yakni Digdaya dan SUV. Kita beralih ke mobil Esemka lainnya yakni Zhangaro. Si mobil niaga ini diproduksi oleh SMK Negeri 10 Malang. Berbekal mesin yang sama pikap ini sekilas memang dengan Suzuki Futura atau Suzuki Carry, apalagi bila menilik pada desain dashboardnya, terutama pada lingkar kemudianya.
Namun, untuk engine, tetap berlogo Esemka 1.5 i EFI, meskipun untuk sasisnya mencangkok dari Mitsubishi Colt T 120 SS, tahun 2003. Begitupun untuk gearbox yang dimabil dari merek yang sama, yakni Mitsubishi colt T 120 SS.
Sedangkan transmisi 5 speed dari Suzuki Vitara, diklaim mumpuni untuk mengajak Zhangaro bergerak mengangkat beban.
Daihatsu Gran Max ikut andil dengan menyumbangkan headlamp, sementara Daihatsu Taft GT, mengisi penerangan buritan, atau stop lamp.
Berbahan plat setebal 1,5 mm, bak seluas 1 meter kubik cukup besar untuk memenuhi kebutuhan angkut mengangkut, dengan panjang 225 cm, lebar 145 cm, dan tinggi 33 cm.
Kemudian adalagi mobil van yang dibuat oleh SMK Negeri 6 Malang. Van ini dinamai Rosa Van 1.5i.
Disokong oleh sasis dari Toyota Hiace, mobil ini mampu menampung 8 orang dewasa, selayaknya mobil van dengan 8 seaternya.
Ruang kabin pun terasa lega, meskipun balutan kemewahan belum dijadikan acuan dalam mendesain ruang kabin.
Namun, mobil sebesar ini juga disematkan dengan kapasitas mesin yang sama, yakni 1.500 cc Multi EFI. Nah untuk mengimbangi berat bodi yang besar, SMK menggunakan gearbox Toyota Hiace bensin, karena rasio giginya lebih kecil, jadi ringan.
Begitupun dengan transmisinya yang mencangkok kepunyaan Suzuki Vitara.
Dan model terakhir adalah model mobil hatchback. Masih menggunakan mesin esemka 1.5i multi injection. Hatchback ini menginatkan kita dengan Terios. Ya memang lampu depannya menggunakan lampu sama dengan Terios.
Suzuki Escudo berperan dalam transmisinya, poros propeller, rem belakang dan handle pintu. Sedankan suspensi menggunakan milik Mitsubishi L300 dan Isuzu Panther. Spionnya dicomot dari Spion APV.
Namun SMK membuat sendiri poros input, kaca dan wearing kabelnya.
Meski masih menggunakan parts dari mobil lain, bukan berarti Esemka tidak bisa berkembang. Buktinya Walikota Surakarta Joko Widodo pun menggunakannya sebagai mobil dinas.
Apalagi pabrikan mobil besar di dunia juga pada masa-masa awal mereka berdiri juga belajar pada pabrikan lain terlebih dulu. Sebut saja pabrikan terbesar di dunia saat ini Toyota, dan pabrikan dari Korea Hyundai yang belajar ke pabrikan AS dan Eropa.
MESIN MOBIL ESEMKA
Mobil Esemka Harga Spesifikasi dan Jenis Mobil Esemka Lengkap mobil buatan anak anak SMK di Solo ini sedang menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan masyarakat, bahkan sekarang ini para pejabat rela melakukan iden untuk dapat memakai mobil esemka tersebut, adalah jokowi yang pertama kali menggunakan mobil esemka sebagai mobil dinasnya dan kemudian hal tersebut mendapatkan respon positif dari berbagai kalangan masyarakat lainya, meskipun tidak sementereng all new avanza akan tetapi mobil esemka ini tetep bayak menuai pujian.
Harga mobil esemka jika di produksi secara masal akan berkisar 120 juta sudah termasuk pajak, mobil esemka rajawali merupakan mobil yang di pake jokowi sebagai mobil dinasnya, akan tetapi sebenarnya masih bayak sekali jenis-jenis mobil esemka lainya untuk itu mari kita lihat satu per satu spesifikasi mobil esemka lainya.
Mobil esemka yang pertama adalah jenis mobil SUV yang di beri nama Esemka Rajawali. Dimana model mobil yang di pakai jokowi ini telah mengalami perubahan desain luarnya lebih mirip Honda CR-V dengan bodi belakang Isuzu Panther akan tetapi ukuran lebih panjang.
dengan tampilan gagah ala mobil SUV, esemka Rajawali makin membuat orang kesengsem.*Harga Mobil ini jika dipasarkan massal nantinya akan di usahakan tidak melebihi harga Rp 180 juta.
Model mobil esemka yang kedua merupakan mobil pick up double kabin yang dibuat oleh SMK 1 Singosari yang di beri nama Esemka Digdaya harga mobil esemka digdaya ini rencananya akan di bandrol pada kisaran Rp 100 juta. untuk pikap double kabin memang menggiurkan dengan harga yang di tawarkan . ditambah lagi mobil esemka digdaya mempunyai bodi yang kekar.
Untuk kapasitas mesin utuk kedua jenis mobil esemka rajawali dan digdaya antara lain mesin bensin berkapasitas 1.500 cc, 1.800 cc, 2.000 cc dan 2.200 cc. kedepanya juga akan di produksi yang versi disel.
Model ketiga adalah mobil esemka Zhangaro. Zhangaro di produksi oleh anak –anak SMK Negeri 10 Malang. Berbekal mesin yang sama pikap ini sekilas memang dengan Suzuki Futura atau Suzuki Carry, apalagi bila menilik pada desain dashboardnya, terutama pada lingkar kemudianya.
untuk mesinya mobil esemka zhagaro menggunakan logao Esemka 1.5 i EFI, meskipun untuk sasisnya masih meniru dari Mitsubishi Colt T 120 SS, tahun 2003. Sama halnya dengan gearbox yang juga di ambil dari Mitsubishi colt T 120 SS.
Mobil Esemka Model Ke empat adalah esemka hatchback. Dengan di bekali mesin esemka 1.5i multi injection. Hatchback ini mencomot model Terios. Dimana lampu depannya menggunakan lampu yang sama dengan Terios. Dengan transmisi poros propeller, rem belakang dan handle pintu menggunakan model Suzuki Escudo Sedankan suspensi menggunakan milik Mitsubishi L300 dan Isuzu Panther. Spionnya dicomot dari Spion APV
Itulah beberapa jenis mobil esemka yang telah di produksi oleh para pelajar yang kini menjadi topic perbincangan di kalangan masyarakat dan para pejabat, akan tetapi diantara ke empat model mobil esemka tersebut model esemka rajawali yang banyak di pamerkan dan di pesan, dan berikut ini speseifikasi lengkap mobil esemka rajawali yang di pakai oleh jokowi
Spesifikasi mesin mobil Kiat Esemka:
Model | Esemka 1.5 i |
Isi Silinder | 1500 CC |
Type Mesin | Inline 4 silinder |
Pembakaran | Multipoint Injection |
Bahan Bakar | Bensin Premiun |
Maks Power Out Put | 105 Hp (5500) |
Maks Tourque Out Put | 145 Nm (4400) |
Bore x Stroke | 78.0 x 78.4 |
Kapasitas Tangki Bahan Bakar | 75 liter |
Materi 2
PEMBONGKARAN MESIN MOBIL ESEMKA
Pembongkaran dilakukan oleh 18 siswa yang didampingi seorang guru otomotif.
Pintu yang dibongkar adalah dua pintu depan, dua pintu tengah, dan satu pintu belakang. “Serta penutup mesin ikut dicopot,” ujar guru otomotif SMK 2 Surakarta, Saptana, kepadaTempo, Rabu, 21 Maret 2012.
Untuk mencopot satu pintu, rata-rata butuh waktu 15 menit. Setelah dicopot, pintu tersebut ditimbang untuk tahu berapa bobotnya. “Sebab, salah satu yang menyebabkan Esemka gagal uji emisi karena bobotnya yang berat,” katanya.
Untuk mobil SUV dengan kapasitas mesin 1.500 cc, berat standarnya adalah 1,2 ton. Sedangkan saat ini berat Esemka mencapai 2,2 ton. Hal itu salah satunya disebabkan ketebalan bodi Esemka mencapai 1,2 milimeter dari seharusnya cukup 0,7-0,8 milimeter.
Direktur Pelayanan dan Pengembangan Solo Techno Park Gampang Sarwono mengatakan sengaja menggandeng siswa SMK untuk membongkar pintu karena termasuk pekerjaan yang ringan.
Selain mencopot seluruh pintu untuk ditimbang, hari ini, Esemka juga dibenahi dalam segi mesinnya. “Kami mengganti ECU (electronic control unit) dan menambah alat catalytic converter,” ujarnya. Harapannya dapat meningkatkan pembakaran dan mengurangi tingkat emisi gas buang.
Untuk pintu, jika dirasakan terlalu berat, maka akan diganti dengan pelat baja yang lebih tipis. Bodi yang lebih tipis membuat berat kendaraan secara total ikut terpangkas. “Bodi yang ringan membuat mesin bisa bekerja sempurna,” tuturnya.
Materi 3
Foto Foto Perakitan Mobil Esemka di Solo
Mobil rakitan anak bangsa Esemka sudah menjadi buah bibir. detikOto pun berkesempatan melihat mobil ini diproduksi di Solo Techno Park, Jalan Ki Hajar Dewantara Solo.
Mesin Esemka siap dipasang di mobil. Esemka dibuat dengan manual dan tidak dengan mesin press seperti produsen mobil global.
Dibantu guru pembimbing bersiap memasang mesin ke mobil.
Mempersiapkan sasis dan suspensi.
Melakukan pengecekan kondisi mesin.
Sasis mobil siap dipasangi bodi dan mesin.
Ramai-ramai memperhatikan mesin Esemka 1.5i. Mesin ini sudah menggunakan teknologi injeksi.
Seorang siswa dengan mesin bubut. Proses pembuatan bodi Esemka terbilang sulit karena SMKN 2 Surakarta belum memiliki alat press.
Read more: http://bodrexcaem.blogspot.com/2012/01/foto-foto-perakitan-mobil-esemka-di.html#ixzz1q6fKQ9Io <
Materi 4
Membuat atau Merakit?
Membuat bisa didefinisikan proses untuk menciptkan produk atau sesuatu dari bahan mentah sampai menjadi produk/sesuatu yang langsung bisa digunakan ( mungkin ada definisi lain silahkan ). Merakit bisa didefinisikan proses membuat produk/barang dari bagian/komponen yang sudah ada sehingga menjadi produk jadi.
Nah dari definisi diatas bisa diaplikasikan pada mobil Esemka yang katanya semuanya “dibuat” oleh anak-anak SMK kecuali beberapa alat elektronik yang sebagian di impor. Dan sebagai bukti bahwa itu benar-benar buatan anak SMK, cetakan mesin dan segala sesuatunya ada di Solo Tekno Park, bisa dilihat sendiri disana, katanya.
Kalau memang itu benar, saya acungkan ke-4 jempol saya. Tapi apakah itu benar? Mereka katanya punya cetakan mesin, artinya mereka harus punya juga desain mesin. Nah pertanyaanya, apa iya anak SMK bisa mendesain mesin? Kalau memang anak SMK bisa merancang desain mesin, maka semua engineer pabrikan mobil terkemuka di dunia, mereka cuma sampah toh disini anak SMK bisa melakukannya? betul toh???
Kedua, yang namanya cetakan mesin, hasil cetakannya tidak bisa langsung digunakan, masih butuh proses yang panjang dengan ketelitian pengerjaan yang benar-benar presisi. Nah apakah mereka punya mesinnya? Apakah anak-anak SMK mampu mengoperaikan mesin-mesin tersebut?
Ketiga, mereka harus menguasai ilmu metalurgi. Untuk membuat mesin, tiap-tiap komponen menggunakan jenis besi/baja/aloy dengan spesifikasi tertentu, dengan tingkat kekerasan tertentu. Nah apakah meraka juga sudah punya ilmunya? Sudah laboratorium pengujiannya?
Keempat, merakit mesin. Merakit mesin mobil tidak sama dengan merakit sepeda. Merakit sepeda mungkin kunci inggris sudah cukup, merakit mesin mobil jauh lebih kompleks. Apakah mereka punya teknologi untuk merakit mesin tersebut? Belum lagi pemilihan baut, ring dan sebagainya, apakah benar anak SMK bisa melakukannya?
Itu baru dalam tahap mesin, belum pada komponen lainnya, yang menurut pengamatan kebanyakan orang meniru komponen mobil-mobil yang saat ini banyak dijalanan. Pertanyaannya apakah mobil Esemka yang meniru mereka atau mereka malah yang meniru mobil Esemka? Tanyakan pada rumput yang bergoyang …. :D.
Nah melihat sedikit paparan saya diatas dan pernyataan-pernyataan para petinggi Mobil Esemka yang memang komponen mesin dipesan di beberapa perusahaan di indonesia, yang artinya tidak dibuat sendiri, maka bisa disimpulkan bahwa mereka itu “Merakit” bukan “Membuat”.
Kalau mereka masih ngotot karena punya bukti berupa cetakan mesin, tanyakan juga desain mesinnya ada tidak? Kalau tdak punya desain mesinnya, ya sama juga bohong. Kalau cuma cetakan, mesin yang sudah jadi itu tinggal di gibs sudah jadi cetakan.
Disini saya tidak ingin melemahkan atau meremehkan atau menjelek-jelekkan mobil Esemka, tapi mohon kejujurannya. Supaya nanti jangan sampai membuat malu bangsa sendiri. Sudah kenceng berkoar-koar membuat, tapi ditanyakan mana desain mesinnya? ternyata tidak punya.
Studi Banding
Ketika saya menjadi mahasiswa, pernah studi banding ke Texmaco, sekitar tahun 2002. Texmaco saat itu memproduksi mesin Bus, Truck, Kapal dan lain sebagainya. Waktu itu saya melihat di divisi pembuatan mesin Bus dan Truck. Dikatakan bahwa desain mesinnya membeli lisensi dari mesin Mercedes.
Semua peralatan produksi disitu semua standar yang digunakan juga oleh pabrikan Mercedes. Canggih, semuanya serba digital. Laboratorium metalurginya sangat maju untuk menguji semua kekuatan logam. Semua pekerja disitu sudah sampai tingkatan engineer.
Desain mesin beserta detilnya, itu kalau dijadikan satu, tebalnya bisa ribuan halaman. Nah yang jadi pertanyaan, desain mesinnya sama, peralatan produksinya sama, tapi setelah dirakit terrnyata hasilnya tidak sama. Mesin Mercedes suaranya halus sedangkan mesin buatan Texmaco sangat bising dan getarannya luar biasa. Meski sudah dibandingkan secara detil dan proses produknya yang diperbaiki, tetap saja hasilnya tidak sama.
Materi 5
Spesifikasi Mesin accessoris harga dan jenis Mobil Esemka
Sport Utility Vehicle (SUV) Esemka diperkuat dengan mesin 1500 cc 4 silinder bensin dengan teknologi multi point injection rakitan 2011. Mesinnya mampu menghasilkan tenaga sebesar 105 Hp pada putaran 5.500 RPM dengan torsi maksimum hingga 145 Nm di 4.100 RPM.
Esemka Rajawali 1.5i tersebut bisa mengkonsumsi bahan bakar bensin (RON 88) atau premium dengan kapasitas tangki 75 liter. Rajawali mampu menampung 7 orang karena mempunyai panjang 5.035 mm, lebar 1.690 mm,dan tinggi 1.630 mm, sehinga mobil tersebut tergolong handal untuk keluarga Indonesia dengan daya tampung 7 penumpang.
Hebatnya Rajawali sudah tersemat fitur elektronik mirip SUV premium lainnya, misalnya power steering, central lock, power windows, AC dual zone, sensor parkir, dan CD player. Sementara itu ATPM selaku penjual dan distribusi Esemka akan dipegang oleh PT Solo Manufaktur Kreasi.
Walikota Surakarta Joko Widodo menyebutkan jika diproduksi massal mobil ini harganya mencapai Rp 75 juta.
Komparasi Esemka dengan SUV Sejenis, perbandingan Esemka dengan Honda CR-V, Toyota Rush 1.500 cc S VVTI Manual
Pasar mobil Sport Utility Vehicle (SUV) di Indonesia kedatangan tamu baru yakni Esemka bermodel SUV yang dinamai Rajawali. Kalau dibandingkan dengan mobil sejenis bagaimana ya?
Meski masih 'ingusan' dan belum setenar SUV di tanah air yang notabene buatan Jepang, namun mobil satu ini cukup memukau berkat hasil tangan para anak bangsa. Tak pelak, mobil yang dihasilkan dari bengkel rumahan di Solo itu mendapat perhatian masyarakat Indonesia.
Desainnya dari depan khususnya lampu mengingatkan kita dengan mobil Honda CR-V. Sementara bodinya seperti SUV Ford Everest. Dari sekian banyak masyarakat Indonesia hanya pejabat di Surakarta yakni Walikota Surakarta Joko Widodo dan Wakil Walikota Surakarta Hadi Rudyatmo yang mau menjadikan mobil SUV Esemka Rajawali sebagai kendaraan dinas sehari-hari.
Untuk mengetahui bagaimana performa Esemka Rajawali di Indonesia, kali ini detikOto ingin membandingkan 3 SUV di tanah air termasuk Esemka. 2 diantaranya sebagai SUV terlaris di RI Toyota Rush 1.500 cc S VVTI Manual, dan dengan SUV yang memiliki kelas lebih tinggi yakni Honda CR-V 2.000 cc.
Daya tampung
Dari segi fungsi Esemka Rajawali tidak beda dari kedua SUV tersebut (Toyota Rush, Honda CR-V). Namun dari jumlah penumpang Esemka lebih banyak yakni bisa menampung 7 penumpang. Jadi Esemka sudah sangat memikirkan kebutuhan masyarakat Indonesia yang doyan pelesiran. Tak pelak dengan SUV Esemka Rajawali, bukan tidak mungkin keinginan masyarakat Indonesia terpenuhi.
Dari ukuran bodi Esemka Rajawali memiliki panjang 5.035 mm, lebar 1.690 mm,dan tinggi 1.630 mm. Honda CR-V lebih pendek dimensinya panjang 4.566 mm, lebar 1.820 mm, dan tinggi 1.680 mm.
Sementara Rush memiliki panjang 4.420 mm, lebar 1.745 mm, serta tinggi 1.740 mm.
Desain bodi
Secara kasat mata, bodi SUV Esemka memang masih terlihat kaku dan tidak seaerodinamis SUV Rush dan SUV Honda CR-V. Dan tidak dipungkiri beberapa bagian eksterior SUV Esemka masih banyak mencomot desain mobil yang beredar di tanah air. Namun jika berbicara ide, pemikiran anak SMK tersebut cukup menarik lewat SUV Esemka.
Hasilnya para anak SMK berhasil menciptakan sebuah mobil SUV yang diklaim mumpuni.
Mesin
Berbicara soal mesin, Esemka disokong dengan mesin 1.500 cc SOHC 4 silinder bensin dengan teknologi multi point injection yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 105 Hp pada putaran 5.500 RPM dengan torsi maksimum hingga 145 Nm di 4.100 RPM. Mesin tersebut menggerakkan roda belakang.
Sedangkan Honda CR-V 2.000cc diperkuat dengan mesin 1.997cc SOHC dengan asupan bensin PGM-Fi. Berbeda dengan Esemkan, CR-V berpenggerak roda depan. Mesin tersebut bisa mengasilkan tenaga 150 Hp pada 6.200 RPM dan torsi 190 Nm pada 4.200 RPM.
Dan untuk Toyota Rush diperkuat mesin 1.500cc bensin 5 speed manual penggerak roda belakang. Kolaborasi itu bisa menghasilkan tenaga 109 Hp pada 6.000 RPM serta torsi 141 Hp pada 4.400 RPM. SUV Rush sudah dilengkapi dengan Electronic Power Steering (EPS).
Jadi dari sisi tenaga sebenarnya Esemka tidak kalah jauh.
Fitur keselamatan dan hiburan
Dan tak kalah menarik Esemka Rajawali sudah tersemat fitur elektronik mirip SUV lainnya, misalnya power steering, central lock, power windows, AC dual zone, sensor parkir, dan CD player. Sayang Esemka Rajawali belum tersemat airbag, tidak seperti kedua SUV Rush dan Terios.
Harga ketiga SUV
Soalnya harga, SUV Esemka tak kalah menarik. Sebab dengan fitur segudang, SUV Esemka hanya dibanderol Rp 90 juta. Jelas jauh dengan kedua SUV Rush dan Honda CR-V. Toyota Rush 1.500 cc S dress up dibanderol Rp 208,3 juta sementara SUH Honda CR-V Rp 348 juta.
Namun untuk Esemka saat ini belum diproduksi massal dan masih menunggu izin dari Kementerian Perhubungan. Namun pecinta otomotif seperti anggota DPR Roy Suryo mengaku sudah inden mobil ini selama 4 bulan.
Jenis Mobil-mobil Esemka
Mobil nasional buatan siswa SMK yakni Esemka, tidak hanya memiliki 1 model saja seperti yang dipakai Walikota Solo Joko Widodo saat ini. Mobil itu sebenarnya memiliki berbagai model dan tipe.
Model-model berbeda dan namanya pun berbeda-beda. Tergantung sekolah mana yang merakitnya. Salah seorang Kepala Sekolah SMK di Jawa Tengah beberapa waktu lalu kepada detikOto menuturkan jika mobil ini nantinya diproduksi massal, suku cadangnya bisa tersedia di berbagai SMK tersebut.
Jadi istilahnya SMK bisa berubah menjadi seperti diler ataupun tempat pemasaran mobil-mobil itu. Mirip 3S (Sales, Service dan Spare Part)-nya pabrikan lah. Namun sepertinya SMK bakal menggandeng pihak lain untuk menjual mobil-mobil ini kalau nanti diproduksi betulan.
Saat ini PT Autocar Industri Komponen (AIK) dan beberapa perusahaan seperti PT Solo Manufaktur Kreasi membantu SMK mewujudkan mobil Esemka itu.
Mobil itu sekarang belum bisa diproduksi massal karena masih menunggu izin laik jalan dari instansi terkait. Tetapi sebelum diproduksi massal kita lihat dulu model-model Esemka yang sudah dibuat para siswa SMK.
Yang pertama adalah SUV yang juga dikenal dengan Esemka Rajawali. Modelnya kini sudah mengalami perubahan. Saat ini rupanya lebih mirip Honda CR-V dengan bodi belakang Isuzu Panther namun dengan ukuran lebih panjang.
Dengan model barunya itu, SUV Rajawali makin membuat orang kesengsem. Harganya jika dipasarkan massal nanti akan diusahakan tidak melebihi Rp 180 juta.
Sementara model kedua adalah pikap double kabin yang dibuat oleh SMK 1 Singosari Esemka Digdaya yang dinamai Digdaya. Rencananya jika dipasarkan mobil ini akan dibanderol seharga Rp 100 juta. Dengan harga tersebut untuk ukuran pikap double kabin memang menggiurkan. Apalagi ditambah dengan tongkrongan bodi yang kekar.
Dari sisi bentuk, Digdaya memiliki bentuk yang lebih orisinil karena sedikit menggunakan parts dari mobil lain.
Pilihan-pilihan mesin untuk Rajawali dan Digdaya tersebut antara lain mesin bensin berkapasitas 1.500 cc, 1.800 cc, 2.000 cc dan 2.200 cc. Versi dieselnya pun kabarnya tengah disiapkan.
Setelah mengenal 2 jenis mobil Esemka sebelumnya yakni Digdaya dan SUV. Kita beralih ke mobil Esemka lainnya yakni Zhangaro. Si mobil niaga ini diproduksi oleh SMK Negeri 10 Malang. Berbekal mesin yang sama pikap ini sekilas memang dengan Suzuki Futura atau Suzuki Carry, apalagi bila menilik pada desain dashboardnya, terutama pada lingkar kemudianya.
Namun, untuk engine, tetap berlogo Esemka 1.5 i EFI, meskipun untuk sasisnya mencangkok dari Mitsubishi Colt T 120 SS, tahun 2003. Begitupun untuk gearbox yang dimabil dari merek yang sama, yakni Mitsubishi colt T 120 SS.
Sedangkan transmisi 5 speed dari Suzuki Vitara, diklaim mumpuni untuk mengajak Zhangaro bergerak mengangkat beban.
Daihatsu Gran Max ikut andil dengan menyumbangkan headlamp, sementara Daihatsu Taft GT, mengisi penerangan buritan, atau stop lamp.
Berbahan plat setebal 1,5 mm, bak seluas 1 meter kubik cukup besar untuk memenuhi kebutuhan angkut mengangkut, dengan panjang 225 cm, lebar 145 cm, dan tinggi 33 cm.
Kemudian adalagi mobil van yang dibuat oleh SMK Negeri 6 Malang. Van ini dinamai Rosa Van 1.5i.
Disokong oleh sasis dari Toyota Hiace, mobil ini mampu menampung 8 orang dewasa, selayaknya mobil van dengan 8 seaternya.
Ruang kabin pun terasa lega, meskipun balutan kemewahan belum dijadikan acuan dalam mendesain ruang kabin.
Namun, mobil sebesar ini juga disematkan dengan kapasitas mesin yang sama, yakni 1.500 cc Multi EFI. Nah untuk mengimbangi berat bodi yang besar, SMK menggunakan gearbox Toyota Hiace bensin, karena rasio giginya lebih kecil, jadi ringan.
Begitupun dengan transmisinya yang mencangkok kepunyaan Suzuki Vitara.
Dan model terakhir adalah model mobil hatchback. Masih menggunakan mesin esemka 1.5i multi injection. Hatchback ini menginatkan kita dengan Terios. Ya memang lampu depannya menggunakan lampu sama dengan Terios.
Suzuki Escudo berperan dalam transmisinya, poros propeller, rem belakang dan handle pintu. Sedankan suspensi menggunakan milik Mitsubishi L300 dan Isuzu Panther. Spionnya dicomot dari Spion APV.
Namun SMK membuat sendiri poros input, kaca dan wearing kabelnya.
Meski masih menggunakan parts dari mobil lain, bukan berarti Esemka tidak bisa berkembang. Buktinya Walikota Surakarta Joko Widodo pun menggunakannya sebagai mobil dinas.
Apalagi pabrikan mobil besar di dunia juga pada masa-masa awal mereka berdiri juga belajar pada pabrikan lain terlebih dulu. Sebut saja pabrikan terbesar di dunia saat ini Toyota, dan pabrikan dari Korea Hyundai yang belajar ke pabrikan AS dan Eropa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar