Total sekolah yang turut merakit mobil tersebut berjumlah 23 SMK di Indonesia. Kabar terbaru bahwa mobil Esemka tidak lolos uji emisi, namun hal itu tak membuat sekolah tersebut patah arang untuk terus berkreasi merakit mobil. "Tidak ada hubungannya antara gagal uji emisi dengan perakitan mobil di sekolah kami. Kami akan terus melanjutkan program perakitan karena ini merupakan proses pembelajaran siswa," kata Hadi Sucipto Kepala SMKN 2 Salatiga.
Menurut Hadi, disekolahnya program pelajaran perakitan mobil sudah dilakukan sejak tahun 2010. Sejak awal program dari program nasional Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan Nasional itu dirakit oleh siswa kelas II Program Keahlian Teknik Otomotif Kendaraan Ringan.
"Belakangan memang santer mobil rakitan ini akan dijadikan mobil nasional dan saya sangat mendukung. Kalau kabar terakhir ternyata mobil Esemka ini gagal uji emisi ya ke depan akan diperbaiki. Gagal kan sukses tertunda. Kami akan terus melanjutkan program perakitan," katanya.
Menurut Hadi, SMKN 2 Salatiga telah merakit mobil yang bernama Terrois dengan kekuatan 1.500 cc. Perakitan mobil pada 2010 itu merupakan hasil kerja sama dengan Astra Daihatsu Motor (ADM).
Untuk merakitnya, menghabiskan dana Rp 50 juta dan mobil tersebut hingga kini selalu aktif mengikuti pameran inovasi pelajar baik di tingkat nasional maupun provinsi.
"Kami hanya sekadar bertugas untuk merakit. Bahan baku pun sudah disiapkan oleh Pemerintah Pusat. Perakitan mobil tersebut, dimaksudkan untuk memberikan pembelajaran tentang teknis merakit mobil hingga jadi. Diharapkan, dapat dimanfaatkan oleh para siswa SMK setelah lulus mendatang," terangnya.
Menurut Hadi, disekolahnya program pelajaran perakitan mobil sudah dilakukan sejak tahun 2010. Sejak awal program dari program nasional Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan Nasional itu dirakit oleh siswa kelas II Program Keahlian Teknik Otomotif Kendaraan Ringan.
"Belakangan memang santer mobil rakitan ini akan dijadikan mobil nasional dan saya sangat mendukung. Kalau kabar terakhir ternyata mobil Esemka ini gagal uji emisi ya ke depan akan diperbaiki. Gagal kan sukses tertunda. Kami akan terus melanjutkan program perakitan," katanya.
Menurut Hadi, SMKN 2 Salatiga telah merakit mobil yang bernama Terrois dengan kekuatan 1.500 cc. Perakitan mobil pada 2010 itu merupakan hasil kerja sama dengan Astra Daihatsu Motor (ADM).
Untuk merakitnya, menghabiskan dana Rp 50 juta dan mobil tersebut hingga kini selalu aktif mengikuti pameran inovasi pelajar baik di tingkat nasional maupun provinsi.
"Kami hanya sekadar bertugas untuk merakit. Bahan baku pun sudah disiapkan oleh Pemerintah Pusat. Perakitan mobil tersebut, dimaksudkan untuk memberikan pembelajaran tentang teknis merakit mobil hingga jadi. Diharapkan, dapat dimanfaatkan oleh para siswa SMK setelah lulus mendatang," terangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar